Dikala kesibukan dunia memaksa diri....
terbesit di dalam hati mempertanyakan "kematian"
bukankah umat-Mu yang baik ialah yang mempersiapkan kematiannya, mempersiapkan bekal untuk bertemu dg Sang Pencipta, tempat sebaik-baiknya tuk kembali....
tapi bekal apa? padahal umur siapa yang tau? mungkin hari ini, esok, lusa...?
wawlahu'alam...
sedikit pesan untuk ayahanda ku tersayang...
semoga dapat menjadi manfaat..
Dear....
Teruntuk ayahanda ku tercinta dan ku hormati...
Maaf ku untukmu ku sampaikan,
Jika sampai waktu ku telah tiba 1 hal sebenarnya ingin ku utarakan tapi....semua hal yang ada di hati ingin berseru tertahan di hati...tak sampai hati ini mampu terucap secara lisan.
Jika sampai waktu Rabb ku, kekasih hati ku memanggil terlebih dahulu...
Ku mohonkan maaf dan terima kasih ku pada mu...
Maafkan atas raga mu yang telah letih membanting tulang dan memeras keringat hanya untuk kami mampu engkau nafkahi dengan baik...
Maafkan atas pengorbanan waktu mu yang telah banyak engkau korbankan demi terjaminnya hidup kami di dunia ini,
Terima kasih teramat karena engkau dg susah payah mencari dan memenuhi kebahagiaan dunia kami, dengan kerja kerasmu, semangat jiwa mu semaksimal mungkin bekerja...
masih ada kebahagiaan di sisi lain, ialah kebahagiaan yang abadi..
Bukan kah Rabb telah mengingatkan akan kebahagiaan itu..
“selamatkanlah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka”
Sesungguhnya diantara kemilau dan gemerlapan dunia ini, ada cahaya terang yang hakiki mendasari dan menggenggam kemerlapan dunia itu...kemilaunya pun maha luas, dan kekal...yaitu akhirat...
Kelak tujuan akhir keluarga yang engkau pimpin ini adalah akhirat tempat berlabuhnya,
Engkau adalah nahkoda yang membimbing kami untuk mencapai tempat tujuan atas roda kehidupan yang kami jelajahi ini...
Engkau adalah tauladan bagi kami...
Bukan hanya nikmat dunia semata, tapi nikmat yang kekal untuk bersama hingga perjumpaan nanti dengan Rabb...
Bukan muka muram atau tidak saling mengenal ketika perjumpaan nanti, ketika pertanggungjawaban tiba pada waktunya...
Tak ingin diri ini membebani amanah yang engkau emban sebagai pemimpin kami...
Tapi wajah yang berseri, dihiasi dg senyuman dan salam, yang kami harapkan kelak ketika berjumpa pada saat nya di hari pertanggung jawaban tiba...
Maafkan diri ini yang memaksakan kehendak, sehingga mengharuskan engkau letih mencukupi kebutuhan kami selama di dunia ini...mungkin sesaat engkau tak tersadar akan kepentingan lain yang seharusnya engkau lebih perjuangkan...
Bukan rasa kecewa atas begitu adanya dirimu, tetapi justru rasa syukur engkau yang Allah takdirkan menjadi ayah kami, syukur karena kami menjadi bagian keluarga yang engkau pimpin...
Sesungguhnya di dunia ini hanya sementara...mungkin pertemuan kami dapat berkumpul menjadi keluarga hanya sekejap saja...pasti ajal kan memisahkannya, namun ajalpun hanya singkat terjadi...
Kelak ada suatu masa yang lebih kekal, di akhirat nanti...
Maaf bila kami terutama diri ini, telah banyak merepotkan, menyusahkan dirimu...
sesungguhnya hanya kepada-Nya lah tempat kembali..
Apapun yang ada di dunia ini meskipun mampu menggenggamnya, harta, tahta, pangkat, derajat, termasuk anak-anak kelak akan kembali kepada Ia tempat kembali, kepada Maha Pencipta...
“jagalah dirimu baik baik ayahanda ku....semoga Allah selalu melimpahkan Rahmat dan Barokahnya kepadamu...senantiasa engkau di dalam petunjuk dan lindungan-Nya...”
“sampai berjumpa lagi kelak, di tempat yang abadi, tempat sesungguhnya kita kembali menghadap Sang Maha Kasih”
Wassalam.
_anakmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar