Senin, 11 Agustus 2014

Perjuanganku Masuk Fakultas Kedokteran Gigi (Bantu tugas Essay ade)


Dear Diary,

Niat hati membatu adik membuat essay untuk kepentingan ospeknya, tapi dipikir lumayan jg untuk isi postingan di blog yg mulai meredup dan vaccum. baiklah... Cekidot ya... itung-itung mengasah lg yang sudah tumpul.

Bismillah...


 Perjuanganku Masuk Fakultas Kedokteran Gigi

Semasa kecil sama seperti halnya anak-anak pada umumnya, ketika ditanyakan ingin menjadi apa di masa depan, singkat ku jawab, “Menjadi dokter”, ternyata memang benar kata-kata itu seperti doa. Padahal, ketika anak-anak mungkin tak pernah terlintas bagaimana perjuangan agar bisa menggapai cita itu, yang diketahui dan terlintas dalam benak hanyalah aku ingin menjadi seperti bapak/ibu itu yang sering kita jumpai profesinya, entah karena kebaikan dan ketulusan yang diberikan sang bapak/ibu itu ataukah hal-hal tertentu yang menjadi imajenasi seorang anak.

Aku, Nadya, anak ke-3 dari tiga bersaudara, anak bungsu. Ayah saya seorang PNS dan ibu pensiunan karyawati PT.POS. Kedua orang tua ku selalu mengajarkan pentingnya pendidikan dan akademis pada anak-anaknya. Mereka selalu memberikan yang terbaik untuk kami. Kakak-kakakku telah lulus dan menjadi sarjana. Aku mendapatkan pendidikan yang baik di sekolah favorit di kota kelahiran saya, Purwakarta. Sejak kecil aku menyukai binatang terutama kucing, dahulu terlintas  cita-cita ingin menjadi dokter hewan saja atau dokter anak karena aku menyukai anak-anak meski aku tak pandai mengasuh.

Ayah dahulu memiliki harapan ketika kakak perempuanku masuk SMA ingin dia menempuh pendidikan di jurusan Ilmu Alam, namun ia kurang menyukai ilmu pasti dan cenderung lebih menyukai membaca dan seni, hingga akhirnya ia menekuni ilmu sosial. Harapan Ayah tinggal padaku, aku tahu orang tua ku pasti berharap pada ku sebagai anak bungsu untuk bisa mewujudkan harapannya. Alhasil, sepanjang aku bersekolah di SMA aku memiliki kecenderungan kesukaan pada pelajaran ilmu pasti, aku pun masuk jurusan ilmu alam. Di kelas aku menemukan passion ku tentang ilmu, aku memiliki teman-teman dengan passion yang beragam, dari mereka aku belajar arti mimpi dan cita. Akademisku pun semakin membaik, karena lingkungan teman di sekolah pun mendukung.

Aku tahu cita-cita itu butuh pengorbanan. Dahulu ketika SMP Ibu menyuruhku untuk fokus belajar dan sekolah, aku dilarangnya untuk menjalin hubungan dengan laki-laki. Bahkan terkadang Ibu begitu protektifnya terhadap pergaulanku. Aku tak pernah boleh ikut jika ada tamasya ke luar kota yang diadakan oleh sekolah yang menghabiskan waktu beberapa hari dan menginap. Mungkin saat itu aku sebal, mengapa kebutuhanku akan tamasya begitu terasa di batasi. Ingin main ke rumah teman lalu menginap sambil belajar bareng pun tak boleh, ibu lebih senang teman-temanku yang menginap di rumah dan kami belajar bersama di rumah. Terkadang aku mengasihani diri mengapa aku tak pernah berlibur seperti teman-temanku yang lain, misalnya sebagai hadiah atas prestasi rangking yang didapatkan di sekolah. Ingin rasanya menuntut atas prestasi dan perjuanganku, tapi aku memendam dan ibu terkadang memberikan opsi lain sebagai penggantinya, biasanya hadiah berupa barang.

          Begitulah sejumlah pengorbanan yang kini ku ilhami sebagai hikmah atas hadiah yang Tuhan berikan untukku, tentunya atas perjuangan dan doa kedua orang tua ku. Aku akan mendapatkan sesuai yang aku perjuangkan. Aku sempat jatuh sakit radang usus karena pola makanku yang tak baik. Ketika baru mulai beradaptasi dengan rutinitas belajar ku yang ritmenya mulai begitu meningkat tajam, aku terkadang lupa makan dan lupa waktu, bahkan aku sering mengeluh pada ibu pulang les malam lalu minggu nya kerja kelompok atau belajar bersama. Waktu kebersamaan dengan keluarga pun sedikit. Kadang, aku ditinggal mereka ke Bandung karena berbentrokan dengan acara ku di sekolah. Alhasil, aku menginap dengan teman di rumah, itupun atas permintaan ortu ku agar mereka dengan tengan meninggalkanku ke luar kota.
Saat penentuan pilihanku pada Dokter gigi, awalnya aku dibuat gamang oleh pilihan-pilihan yang begitu memusingkan, hingga aku sedikit depresi menangis dan bingung harus pilih yang mana sampai aku bertanya pada semua orang di keluargaku, meminta masukan dan doa agar aku bisa didekatkan dan diberikan jalan pada pilihan pendidikan yang harus aku tempuh. Pilihan ini begitu sulit rasanya, ada ketertakutan yang begitu besar aku takut salah melangkah, pilihan ini menentukan Master Masa depanku, karena ada harap kedua orang tuaku yang juga ku emban.

           Pilihan yang menjadi pertimbanganku saat itu adalah ITB dan Kedokteran. Saat itu aku pernah mengikuti sosialisasi yang diadakan di ITB, aku jatuh cinta pada lingkungan yang ada di kampus ITB, rasanya orang-orangnya menyenangkan di sini, dan masa depan pun terjamin, mendengar cerita dari banyak orang. Tapi, aku memandang lagi cita-citaku semasa kecil menjadi dokter aku ingin juga mejadi dokter karena harapan keluarga juga. Jika aku menempuh pendidikan dokter, biaya adalah kendala yang memenuhi pikiranku. Kakak laki-laki ku pun menyarankan agar berpikir ulang untuk pilihan dokter. Pilihan dokter yang menjadi prioritas ku saat itu adalah dokter gigi. Aku melihat peluang emas untuk kemungkinan aku bisa lulus jalur Undangan.

            Aku dan ibuku sama-sama gamang, kami sama-sama berdoa sekuat tenaga agar Tuhan memberikan pilihan yang terbaik untukku dan keluargaku. Awalnya, karena telah jatuh cinta dengan ITB aku memutuskan memilih ITB dengan jurusan ilmu hayati. Itu pun atas ijin dan restu Ibu ku. Hati ini pun sedikit lega dan tenang akhirnya bisa memilih. Namun, entah mengapa di saat hari terakhir pendaftaran untuk jalur undangan Ibu memintaku mengubah pilihanku. Aku sedikit marah, mengapa Ibu tiba-tiba merubahnya.
 “De, mamah mimpi kamu pakai baju dokter”, begitu tuturnya.

            Akhirnya aku memutuskan dengan tekad bulat atas ilham ibu ku untuk memilih fakultas kedokteran gigi unpad sebagai pilihan pertama dan Akuntansi unpad sebagai pilihan kedua. Bahkan aku tiadak menjadikan ITB sebagai pilihanku di akhir batas pendaftaran. Dengan berbekal ridho dan doa Ibu ku itulah aku berbasmallah semoga Tuhan memudahkan jalan-Nya. Tuhan jika memang engkau peluk mimpi semasa kecilku, inilah saatnya, peluklah mimpiku menjadi seorang dokter, mampukan aku dan bahagiakan aku dan keluargaku jika aku kelak menjadi dokter atas ridha-Mu.

            Harap cemas menghiasi hari-hari ku menunggu pengumuman kelulusan jalur undangan. Aku sudah lemah hati, perasaanku aku tak lulus. Sudah begitu patah semangatnya aku, hingga ortu dan keluarga kerap membesarkan hatiku. Bahkan aku sudah ikut intensif di bandung untuk ikut ujian tertulis nanti, sebagai opsi lain jika aku tidak lulus jalur undangan. Keterputusasaan itu kian memuncak ketika detik-detik menuju pengumuman, kakak dan ibu membuatkan opsi-opsi jika aku tidak lulus jalur undangan ataupun tes tertulis, hingga opsi pahit aku disuruh menganggur 1 tahun dengan mengikuti kursus insentif dan ikut tes tertulis tahun depan. Aku tak mau itu terjadi, disaat seharusnya aku berkuliah, melihat teman-teman seangkatanku dalam suasana kuliah, aku berkutat dengan ilmu SMA untuk fokus pada tes tertulis tahun depan.

            Hari pengumuman tiba, mamah menitipkan pesan, “De ikhlas ya...coba ucapkan dalam hati, ikhlaskan apapun hasilnya, pun jika tak lolos harus menerima segala pahit yang terjadi”. Aku pun mencoba ikhlas hari itu. Kakak ku yang membuka web untuk melihat pengumuman, karena rasanya tak mau aku melihat kegagalan ku sendiri.

           SELAMAT, ANDA DINYATAKAN LULUS SNMPTN 2014. PROGRAM STUDI DI MANA ANDA DITERIMA SNMPTN 2014 ADALAH PTN UNIVERSITAS PADJADJARAN DAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER, ucap kakakku. Aku tak percaya, tapi kakakku memelukku hangat lalu menangis, aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, dan ternyata benar. Alhamdulillah, aku pun menelepon Ayahku sambil menangis. 

        Ayah tak kuasa menerima telepon panggilan dari ku, ia menyangka aku tak lulus dan tak mau mendengar  berita nya ia mengalihkan telepon itu pada Ibu. “Mah Dedut Lulus masuk fakultas Dokter Gigi Unpad”. Itulah hari terbaik dan terindah bagi ku di 2014 ini. Terima kasih Tuhan, mam, pap, keluargaku. Inilah langkah awal perjuanganku menggapai mimpi semasa kecil, semoga tercapai. Aamiin.

Minggu, 18 Mei 2014

Dont determine or judge people by the title



Assalamualaikum....

Dear diary,

“Don’t ever judge people by  the title”

Ya, itulah mungkin ungkapan dari pengalaman saya hari ini.  Ada hikmah yang terkandung dari setiap cerita yang saya lihat, dengar dan ketahui, mebuat pikiran berlari-lari dalam angan dan ingin menuangkannya dalam bentuk tulisan untuk bisa bermanfaat.

Pernahkah kita menilai seseorang karena gelar yang dimiliki? Misalnya, ketika kita terjun di dunia kerja, gelar itu pasti menjadi sorotan, seolah sebagai patokan kredibilitas kita pada pekerjaan yang ditekuni. Misalnya saya bekerja sebagai staff hrd setidak-tidaknya gelar dari keilmuan yang sesuai akan memberikan nilai plus untuk kita, entah itu sebentuk penghargaan dari orang lain kepada kita atau sebagai senjata untuk diri kita dalam menggeluti pekerjaan.  Atau lain soal ketika kita memilih pasangan hidup. Pada umumnya sebentuk gelar yang menaungi nama kedua mempelai memberi nilai plus para tamu undangan, right? Seolah ada kebanggaan tersendiri baik untuk tamu undangan atau pihak penyelenggara. 

Tapi, apa yang saya dapatkan hari ini menelusuri relung dan pikiran saya. Bahwa mindset penilaian terhadap kredibilitas seseorang dapat diukur dari gelar yang dimilikinya adalah pemikiran yang salah.
Beberapa orang saya temui memiliki kisah yang sama dan sejalan. Lalu diambil simpulan, gelar tidaklah melulu merupakan cerminan kredibilitas seseorang mumpuni atas bidangnya yang ditempuh, gelar bukanlah ukuran kemapanan ilmu yang dimiliki seseorang. Ya, gelar yang didapatkan setelah bertahun-tahun menempuh pendidikan formal dalam sebuah lembaga atau institusi pendidikan. Toh pada akhirnya memang pengalaman adalah guru terbaik. Waktu sebagai lembaga informal yang melahirkan guru-guru terbaik.

Terkadang terbesit wah si X lulusan X dan gelar X membuat decak kagum atas bidang keilmuannya yang tengah ditekuni. Tetapi, tanpa disadari diluar sana banyak yang mumpuni dalam bidangnya tanpa dengan tertempel gelar di namanya.

Seorang bernama Fulan memang bisa disebut pendidikan formalnya tidak begitu mulus, bahkan sempat terhenti dan memulai lagi karena ia memiliki passion dan niat yang mulia. Passion nya yang ingin mengubah jalan hidupnya dengan bekerja di Luar negeri dan niatannya yang ingin membantu keluarganya, sebagai anak laki-laki satu-satunya ia memiliki kewajiban secara materiil bagi orang tuanya, ia memupuskan kuliahnya demi membantu keluarganya. Akhirnya, ia bisa membantu membiayai orang tua dan adiknya bersekolah. Disaat ia rasa cukup dan adiknya bisa bersekolah dengan baik hingga hampir menyelesaikan kuliahnya ia pun meneruskan kembali kuliahnya. Ia menjalani kuliah sambil mengejar passionnya menjadi wirausaha. Merintis puing demi puing untuk membangun mimpinya, menjadi pengusaha yang bukan hanya bermanfaat untuk diri sendiri dan keluarga tapi juga bisa bermanfaat untuk orang lain dengan membuka banyak lapangan pekerjaan. Bukan mengkayakan diri sendiri tapi juga turut mengkayakan kehidupan orang lain. Bukan menyukseskan hanya diri sendiri tetapi ikut juga menyukseskan orang lain.

Lalu, saya disini terdiam berkaca pada diri.

Mendapat ‘teguran’ lagi dari kisah seorang Fulana teman yang bekerja di perusahaan yang sama dengan saya. Awalnya saya cukup tau saja mendengar cerita tentang Fulana tsb. Karena saya bekerja di staff hrd, jadi saya memiliki cukup data untuk mengetahui rekam jejak karyawan baik dilihat dari keluarga, pendidikan, atau pengalaman kerjanya. Fulana disini bekerja sebagai staff IT saya tahu betul berapa kisaran salary per bulan yang diterimanya. Rasanya cukup miris dengan jumlah segitu untuk seorang laki-laki di zaman sekarang dan harus membantu kedua orang tua untuk membiayai adik-adiknya. Ia tidak meneruskan kuliahnya.
Hari ini saya memintanya membetulkan keruwetan sistem yang terjadi di laptop saya. Sedikit cerita saya dapatkan darinya, tentang dirinya yang tak melanjutkan kuliah. Dari segi keilmuan wah, luar biasa keilmuan IT dan pengalaman yang didapatkannya. Sedikit terbesit, gaji perbulan yang diterima dari kantor ini rasanya tak layak ia dapatkan, di luar sana mungkin saja ia bisa mendapatkan lebih banyak, yang bisa menghargai kemampuannya itu lebih.

Awalnya perbincangan dimulai karena adanya panggilan telefon dari bank yang menawarkan asuransi pada saya. Fulana pun berujar, “saya juga mau nanti ah investasi kalau adik saya  yang ini bentar lagi lulus kuliah”. Ternyata, Fulana selama ini membantu biaya perkuliahan adiknya yang berkuliah di Perminyakan-pertambangan ITB. “wahh hebat adiknya...”, ucap saya polos. “adik-adik saya mah jangan kayak saya pokoknya”, begitu tuturnya. 

Dari perbincangan itulah saya mendapatkan informasi tentangnya, bahwa selama ini ia bekerja di perusahaan untuk membiayai pokok hidupnya dan ia bekerja tambahan untuk orangtua dan adik-adiknya,  freelance sebagai IT yang menangani proyek dengan bank tertentu, lalu menjadi guru privat SMP untuk pelajaran matematika, karena ia pernah berkuliah di Universitas keguruan negeri di bandung dengan keilmuan matematika murni. 

Mungkin, bagi saya saat saya berkuliah tak terbayangkan jikasanya saya harus berhenti kuliah dan bekerja untuk membiayai ortu atau adik. Selama ini yang saya dapatkan hidup nyaman mendapat berbagai fasilitas dari kedua orang tua. Berkuliah karena mamah ingin saya berkuliah disana, saya hanya manut pada orang tua dan menjalaninya begitu saja, lalu lulus dengan hasil yang cukup memuaskan bagi saya sudah cukup. Tapi diluar itu, ternyata masih banyak orang lain yang luar biasa perjuangannya untuk dapat berkuliah, bukan hanya demi gelar semata agar terciptanya bangga bagi kedua orang tua, melainkan ilmu. Mereka rela menggadaikan waktunya disaat orang seusianya mungkin bisa dengan mudah berkuliah tanpa harus memikirkan ini-itu  lalu mendapatkan gelar sesuai harapannya. Waktu yang mereka gadaikan waktu pula lah yang memberikan penghargaan tak ternilai padanya, atas kemuliaan yang mereka lakukan, atas alasan dari ketergadaian waktu mereka yang terbatas. Meski waktu yang bergulir telah mereka korbankan untuk kemuliaan, dalam hati kecil mereka masih ada asa untuk menggapainya, bukan hanya gelar tapi pengalaman, lingkungan, penghargaan atas dirinya dan ilmu tentunya.

Seperti di luar nalar saya, kejadiannya Fulan memulai semester baru, terdapat kesalahan saat ia meregistrasikan mata kuliah sesuai dengan beban SKS yang menjadi haknya ( biasanya SKS dapat ditempuh disesuaikan dengan IPK terakhir, misal IPK 3,5 bisa menempuh perkuliahan sebanyak 24 SKS dalam satu semester).  Ia tidak mendaftar seperti halnya teman-temannya yang lain pada satu mata kuliah, dengan santainya ia tak masalah jika harus semester depan mengambil mata kuliah tersebut, toh ia masih bisa mengikuti perkuliahan tsb seperti biasanya. Dengan bersemangat ia mengambil perkuliahan yang jelas-jelas tidak masuk kedalam perhitungan SKS yang sudah ditempuhnya. “...Kan yang terpenting ilmu nya, bukan SKS nya, sekarang ikut masuk kelas, semester depan juga”. Hehe orang yang aneh.
Begitulah cerita hari ini, cukup menarik dan menohok saya. Bercermin pada diri “Maka nikmat tuhan-Mu manakah yang telah kamu dustakan?”.

Dont ever determine or judge people what they have now, but what they have to do with they life.

Ya, itulah hidup banyak kisah-kisah yang menakjubkan jika kita ketahui, cermati, dan syukuri.

Wassalam.
Catatan harianku, 19-05-2014

Sabtu, 28 Desember 2013

Purwakarta, 29 Desember 2013

Dear Anjani Diary...

Pagi yang indah,
ketika saya bangun seusai shalat subuh saya membukakan jendela, terasa segar udara yang masuk.

beberapa hari lalu saya mendapatkan sebuah informasi untuk diikutsertakan dalam sebuah group smartphone, "One Day One Article", nama group nya. saya melihat beberapa postingan teman-teman member group yang sebenarnya saya tak mengenalnya. awalnya ragu, bagaimana saya harus memulainya ya.
seseorang yang meng-invite saya terus memotivasi saya "saya harus membangun kembali mimpi dan passion saya menjadi penulis".

sebuah postingan pertama, melengkapi data identitas diri.

postingan kedua, mengungkapkan isi hati bahwasanya saya meminta bantuan dan informasi mengenai penebitan buku setelah saya ditolak oleh sebuah penerbit buku. keawaman saya mengharuskan saya lebih aktif untuk mewujudkan mimpi saya yang bukan hanya sekedar Passion di masa silam. haruslah menjadi kenyataan.

akhirnya, saya mendapatkan informasi mengenai persyaratan untuk mengajukan naskah pada sebuah penerbit yang diinformasikan.

semoga ini menjadi titik terang, penyemangat lagi sang passion yang mulai tertidur, tak akan saya biar kan ia terlelap tak berdaya. hanya mampu menjadi penikmat karya. hanya mampu memandangi dan mengagumi karya-karya orang hebat, tapi tak mau mencoba untuk menjadi seperti mereka. menjadi seperti mereka pun butuh proses. memang, tak semudah membalikkan telapak tangan. tapi akan sangat salah jika tak tahu dan tak pernah membalikkan tangan. karena, kita tak pernah tau sudut kehidupan lain yang Allah anugerahkan pada kita, sehingga kita tahu makna bersyukur. bersyukur atas segala kesempatan dan  hal yang Dia berikan pada kita.

Menulis, salah satu bentuk rasa syukur.

Persyaratan yang telah di informasikan semoga menjadi titik terang dan pembelajaran bagi saya agar membuka wawasan saya, amunisi apa saja yang saya harus persiapkan untuk siap berperang melawan diri saya sendiri menghadang segala Excuse.

Terasa menyenangkan ketika tahu, saya tidak sendiri. banyak mereka-mereka yang memiliki passion yang sama dengan saya dalam hal kepenulisan ini. Banyak manfaat yang membuka mata, hati, dan pikiran saya membaca postingan teman-teman di group tersebut. ditambah, terdapat beberapa orang yang telah sukses menghasilkan karya yang bagus. seperti teh Febrianti Almeera atau biasa disapa teh @pewski, "how to be a great Muslimah", karyanya yang inspiratif. sebenarnya saya belum pernah membacanya...hehe. namun, saya pernah menyaksikan teh Pewski mengisi sebuah seminar "Sukses Mulia", yang materi-materinya sungguh memukau pikiran saya untuk mengkritisi diri saya sendiri.

kisah Hijrahnya, sangat inspiratif dan memotivasi orang banyak untuk bisa menjadi umat-Nya yang lebih baik lagi. Pengalaman hidupnya untuk hijrah bernilai manfaat bagi orang lain, mengilhami kehidupan saya agar bisa bermanfaat banyak untuk orang lain. semoga..... :  )

hawa Passion itu mulai tercium lagi, menggugahkan rasa saya ingin menulis kembali.
terima kasih Allah, semoga langkah kedepan kian pasti menggapai mimpi saya.


"If you never try you will never knowJust what your worth"

Catatan harianku, 29-12-13

How are you My Passion?

"How are are you?"

Begitulah pertanyaan yang biasa kita dengar dalam "greeting" percakapan di dalam bahasa inggris.
"HOW ARE YOU?"
menanyakan perihal kabar kita, kondisi kita...
pada umumnya, "I'M FINE", jawabnya, sebuah pilihan kata yang digunakan jika memang kita dalam keadaan baik, atau sebaliknya dalam keadaan yang kurang baik tergantung kondisi kita, mungkin saja "NOT BAD", lumayan. atau "I'M SICK", menerangkan saya sedang sakit.

Lalu apa kabar dengan PASSION saya?

HOW ARE YOU MY PASSION...

kata itulah yang sekarang tengah berlari-lari dalam benak saya.
Pertanyaan itulah yang ingin saya utarakan pada diri saya sendiri.

Aneh ya?....hehe.
Bertanya pada diri sendiri dan jawabannya ada pada diri sendiri.

MY PASSION is MY DREAM.

PASSION itu apa...
DREAM itu apa...

mungkin, perlu pengkajian lebih dalam mengenai arti PASSION dan DREAM pd hakikatnya.

secara sederhana diartikan secara harfiah PASSION dalam kata benda bisa berarti NAFSU atau KEGEMARAN, lebih lanjut lagi merupakan KEINGINAN BESAR ATAS KEGEMARAN.

DREAM secara harfiah dapat diartikan MIMPI.
mengenai DREAM pernah suatu waktu saya membahasnya dengan teman-teman .
seorang teman bertanya, "Perbedaan DREAM (mimpi) dengan KHAYALAN apa?".
Mungkin agaknya terdengar sama BERMIMPI dengan BERKHAYAL?
Namun, jika ditelusuri lebih jauh...jelas berbeda antara sebuah MIMPI dan KHAYALAN.
Pun berbeda dengan MIMPI yang menjadi bunga tidur.

KHAYAL bersifat imajenatif, sesuatu hal yang abstrak, ia hanya masih pada taraf hidup dan berkembang dalam pikiran, terlebih terkadang KHAYALAN sesuatu gambaran yang secara logika termasuk dalam kategori yang tidak logis, angan belaka.
MIMPI hampir mirip dengan KHAYALAN masih abstrak namun cenderung sesuatu hal yang ingin diwujudkan, ia bukan hanya hidup dalam pikiran tapi terkadang meresap ke alam bawah sadar kita merekam nya dalam memori dan menggerakan motorik kita untuk mewujudkannya, meski tak ada deadline waktu namun ada asa agar MIMPI itu terwujud, IMPIAN.
contohnya, RUMAH IMPIAN yang kita idamkan di masa depan (masa yang akan datang).
atau MIMPI membangun Sekolah, Mesjid, atau bahkan MIMPI berangkat haji dan umroh.

berbeda lagi dengan MIMPI dalam bunga tidur ia tergambar dalam tidur, yang terkadang pun mengilhami kehidupan. Misalkan, saya bermimpi pergi haji. umumnya bunga tidur itu kita takwilkan melalui penafsir mimpi, mengilhami langkah hidup kita, jadi memiliki asa untuk pergi ke haji setelah bermimpi.

MIMPI yang disebutkan pertama, merupakan tingkatan lanjutan. bukan hanya asa tapi ada juga act yang menyertainya untuk mewujudkannya menjadi kenyataan.

then.....how about MY PASSION?

kembali lagi pada PASSION...

apa kabarmu PASSION?

PASSION dalam benak saya....
adalah alat yang mewujudkan mimpi saya...

Hidup itu haruslah ada passion.
Hidup itu ada rasa yang berkeinginan untuk menjalankan roda hidup.

Hidup tanpa PASSION dan MIMPI seperti kapal tak bernahkoda dan tak berlayar.
tanpa nahkoda sebuah kapal akan tak tentu arah, tak ada yang memimpin kapal untuk sampai di tujuan, itulah PASSION.
tanpa layar sebuah kapal tak akan sampai, karena ia tak punya tenaga yang membantunya untuk bergerak ke tempat tujuannya berlabuh, itulah MIMPI.


Lalu, WHERE ARE YOU MY PASSION?

kini menunjukan tanggal 29 DESEMBER 2013, dua hari lagi perayaan pergantian tahun Masehi.
waktunya mengetuk pintu hati, membangunkan lagi PASSION yang lambat laun tertidur.
lalai dalam menjalankan tugasnya.
ia lupa pada MIMPI yang selalu membangunkan asa nya.
ia terkecoh pada hal-hal  yang menjadi EXCUSE, penghalang dan pemupus MIMPI nya.

HEI kamu PASSION!
WAKE UP!

katanya kamu mau jadi penulis layaknya para perempuan-perempuan penulis yang kamu kagumkan itu...
katanya kamu mau punya karya yang bisa terbit dan bermanfaat bagi orang-orang.
katanya kamu suka menulis.
katanya menulis adalah hidupmu.
katanya menulis adalah hobby mu.
katanya menulis adalah keahlianmu.

katanya kamu mau punya taman bacaan yang bisa memuat dan memajang karya-karyamu sambil memperkaya pengetahuan orang banyak yang berkunjung ke taman bacaan mu.

katanya kamu mau membuat bangga dan bahagia orang tua dan orang-orang yang ada disekelilingmu dengan menulis.

katamu menulis itu ibadah.

...kemana waktu mu engkau pergunakan?
MENULIS kah?
sudah berapa tulisan yg telah kamu buat?
sudah berapa yang terbit?

Ah, sungguh sebuah pukulan dan tamparan yg dahsyat!
lambat laun PASSION dan MIMPI saya terkubur oleh EXCUSE yang tak ada habisnya.

dengan mengucapkan basmallah, "Bismillah..."
THERE IS NO EXCUSE ANYMORE!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

#tanda seru keras, hehehe....

"One day one article", insyaAllah...harus dipaksakan!

2014 MUST BE BETTER....

Aamiin...

catatan harianku, 29-12-13.

Senin, 08 April 2013

Cinta-Jodoh itu Amanah


Geregetan jadinya, gereget pengen nulis.

My mind cant stop thinking and my hand cant stop writing...

C.I.N.T.A

Mengapa selalu menjadi hal terbesar yang menjadi masalah.
Mengapa selalu menjadi hal terbesar yang menjadi kebahagiaan.

Seorang teman pernah bertanya, “Git, Jodoh menurut kamu pengertiannya apa?”

Sebetulnya ilmu yang saya kuasai pun tak seberapa, ah tapi saya  mencoba saja berpendapat.. tak ada masalah dengan berpendapat, asalkan dengan logis dan dasar yang jelas.
Justru dengan berpendapat kita akan belajar mengemukakan pemikiran kita dan saling bertukar pandang dengan pemikiran orang lain, sehingga akan mengkayakan pemikiran kita...right?

Teman, pasti pernah mendapatkan masalah atau bingung bahkan dibuat gelisah oleh sebentuk rasa bernama Cinta ini?

Ah, setiap insan saya yakin pasti pernah merasakannya...upps tapi bukan cinta yang dalam artian sempit lho!

Cinta bagi saya adalah sebentuk rasa anugerah dari Nya dan amanah dari Nya, yang perlu kita jaga. Dan rasa itu bukan hanya pada lawan jenis, rasa itu untuk saya universal dan lebih luas, cinta bukan hanya saja identik pada lawan jenis...tapi lebih jauh lagi yaitu pada sesama, baik sesama manusia ataupun tumbuhan dan hewan yang sama-sama merupakan ciptaan Allah SWT, Pencipta semesta alam. Cinta pada umumya memiliki kedekatan dengan kasih sayang, antara cinta dan kasih ada sebuah kekerabatan yang tak mampu dipisahkan. Cinta ditunjukkan dengan berkasih sayang dan berkasih sayang menunjukkan adanya cinta. 

Cinta yang abadi hanyalah cinta yang tertambat pada-Nya dan mencintai karena-Nya.

Terkadang, saat manusia dalam mabuk dan melambung tinggi dalam sebuah amanah Cinta yang Dia titipkan, kita lupa untuk sertakan juga Dia. Sadar atau tidak, rasa itu datang bukan dengan kebetulan...tapi ada Dia yang telah mengatur segalanya. Tidak ada yang namanya kebetulan. Meski rasa itu harus berakhir dengan memiliki atau tidak, Dia pasti punya rahasia dibaliknya.

Teman pasti pernah melihat sebuah daun yang gugur dari pohonya, tahu kah daun yang gugur itu pun sejatinya tak lepas dari kuasa Nya. Gerak tubuh kita tergerak oleh sensor motorik dari otak yang merekam dari jiwa kita yang ingin menggerakkannya pun tak lepas atas kehendak-Nya.

Apalagi sebentuk rasa bernama Cinta, yang kerap diangungkan manusia.

Coba kita tanyakan pada kerabat atau keluarga, “Apa itu Cinta”?
Pasti kan ditemui banyak arti dari masing-masing orang.

Untuk saya...

Cinta itu sejatinya berwarna putih, ia kan menjadi warna-warni bergantung pribadi yang diamanahkan oleh-Nya.
Cinta itu sejatinya suci, ia tulus dari dalam sebuah gumpal daging yang diberikan pada setiap manusia oleh Nya sebagai fitrah bernama hati nurani.
Cinta itu luas, ia akan menyempit beriringan dengan pribadi yang merasakannya, cinta-Nya lah yang mengajari kita untuk mencintai apapun karena-Nya.

Ah, cinta...
Ketika mencintai lawan jenis, pada saat rasa itu melambung tinggi ia hidup dan bersemi.
Namun, ketika masalah dan perbedaan mewarnainya kemanakah larinya cinta?
Hingga ia dilupakan dan dipaksa untuk melupakan orang yang tadinya kita cintai, bahkan larut menjadi benci?
Ketika silaturahmi begitu dekat karena cinta, mengapa harus menjadi putus pula ikatan baik karenanya?

Cinta Mati, Jatuh Cinta, Cinta Buta, Cinta terakhir, Cinta Pertama, bahkan Cinta Monyet...
Cinta menjadi sebuah makna yang berbeda-beda ketika ‘kata lain’ mengiringinya.

Cinta-i lah karena-Nya...
Mencinta-i lah karena-Nya...
Dicinta-i lah karena-Nya...

Hiduplah dalam cinta karena cinta-Nya...

Jodoh, menurut saya seperti sandal jepit.

Sandal jepit tak berguna ketika ia hanya satu buah saja. Toko manapun tak menjual sendal jepit dalam jumlah satuan sebelah kiri atau hanya sebelah kanan saja. Ketika kita memaksa diri mengenakan sandal jepit hanya sebelah kiri saja atau sebelah kanan saja, maka akan melukai kaki kita yang tak mengenakan sendal jepit, atau jika dipaksakan dengan berjalan pincang, tetap saja tak baik. Coba lakukan memakai sendal jepit hanya sebelah dalam aktivitas keseharian anda dengan berjalan terpincang-pincang? Letih bukan? Hehe.

Nah, begitupun jodoh.

Dia lah Allah SWT yang telah menciptakan jodoh sepasang, ada nama yang tertulis sejak kita belum terlahir ke dunia. Satu sama lain diciptakan untuk saling mengisi kekurangan masing-masing, menjadikan kelebihan untuk kekurangan pasangannya. Karena manusia tak ada yang sempurna, kesempurnaan hanyalah milik-Nya. Tapi, manusia bisa berupaya untuk menjadi sebaik-baiknya pribadi dihadapan-Nya. Seorang manusia, terasa lebih sempurna ketika ia bisa menjadi dua bertemu dengan jodohnya, seperti sendal jepit. Ketika kelengkapan kaki dengan sendal dikedua kakinya, saat bisa saling mengisi kekurangan dengan kelebihan yang dimiliki masing-masing, kaki akan berjalan beriringan dan selaras harmonis. Begitulah sendal jepit dan jodoh. Namun jika salah satu sendal rusak atau tak berfungsi dengan baik, maka ia akan menyulitkan langkah kaki tuk melangkah selaras lagi. Maka jika hanya bertumpu pada satu kaki itu hanya akan menyulitkan kaki yang lain. Begitupun jodoh dalam sebuah rasa bernama cinta, jodoh haruslah keduanya hidup dalam cinta, tidak ada satu yang pincang bertepuk sebelah tangan.

Keduanya haruslah saling mencinta, dengan bertumpu pada satu cinta, yaitu cinta karena-Nya agar liku-liku jalan terjang yang dilangkahi akan tetap bersama beriringan dalam langkah kaki yang harmonis.

"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya rasa kasih sayang, sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir"

QS. Ar-Rum:22



Wasssalam.

#Correct Me If  Im Wrong

Catatan Harianku, 30-03-13.

Kamis, 04 April 2013

Senandung untuk Jiwa


Wahai Jiwa...

Wahai jiwa yang rapuh, janganlah engkau berlarut-larut dalam keluhmu...
Wahai jiwa yang lemah, janganlah engkau  berhenti dalam upayamu meskipun itu sulit...
Wahai jiwa yang angkuh, janganlah engkau meninggi dalam lebihmu...
Wahai jiwa yang meragu, janganlah engkau hidup gamang dalam keraguanmu...
Wahai jiwa yang merindu, janganlah engkau mengais mengemis kalbumu yang merindu melainkan hanya kepada- Nya...
Wahai jiwa yang mencinta, janganlah engkau mencinta dengan pamrih kecuali hanya karena cinta-Nya...

Wahai jiwa...
seringkali engkau mengeluhkan kurangmu, kesedihanmu, kesakitanmu, sejenak bersyukurlah...

seringkali engkau berputus asa atas harapanmu yang tak kunjung datang menjadi kenyataan, tetap teruslah berdoa dan berupaya...

seringkali engkau merasa lebih atas kebaikan-kebaikan yg engkau miliki, tak tahukah bahwasanya yang engkau miliki adalah hanya milik-Nya, tetaplah merendah dalam hati yang tulus...

seringkali engkau hidup dalam keraguan atas kehendak-Nya, tetaplah berpegang pada prinsip dan keyakinan atas ketentuan-Nya meski itu sulit...

wahai jiwa...
seringkali engkau merasa kerinduan yang tak terperi, cukupkanlah hanya merindu-Nya satu,
ingatlah dirimu tak sendiri, masih ada Dia yang selalu ada untukmu...

wahai jiwa...
seringkali engkau mencintai sesamamu dan berharap engkaupun dicinta olehnya, cukupkanlah hanya ada Dia yang mencintaimu dg tulus, cintailah sesama tanpa berharap apapun kecuali cinta-Nya...


_dari catatan harianku, 25-01-12_

Kamis, 21 Maret 2013

Kisah Rahasia "Alhamdulillah" dibalik kesabaran seorang perempuan (Isteri&Ibu)

Assalamu'alaykum,

Dear Diary,

beberapa hari yang lalu berniat mengantarkan adik ke sebuah toko buku di Bandung, namun hasrat melihat buku-buku untuk literatur perancangan sebuah naskah menggoda batin, dan akhirnya merogoh saku untuk membelinya juga...Dua sekaligus ^^
karena kedua buku ini tertata rapih di rak dan tepat bersebelahan,

"Sifat-Sifat Perempuan yang membuat pasangannya jadi orang sukses"
dan
"Sifat-sifat Laki-laki yang membuat pasangannya jadi orang sukses"

nampaknya, ada keterkaitan antarkeduanya. namun, belum sempat membaca keseluruhan baca buku dimulai dengan buku "Sifat-sifat Perempuan yang membuat pasangannya jadi orang sukses", Muyassaroh Hafidzoh.
yang juga belum rampung dibaca seluruhnya...hehe

Alasan membungkusnya dan membawa keduanya pulang adalah tidak lain untuk referensi sebuah naskah non-fiksi yang sedang direncanakan untuk dibuat. Maka, bahan materinya sudah seharusnya tidak mendominasi pada satu pihak, melainkan dua pihak, lelaki dan perempuan. Agar keduanya mampu dipahami lalu ditarik suatu benang merah antarkeduanya agar permasalahan yang diuraikan nanti dapat menemukan solusi yang menguntungkan bagi kedua pihak, laki-laki dan perempuan.

hmm, kembali lagi ke buku ini...
Dalam buku ini banyak ilmu yang dapat kita pelajari mengenai perempuan, teman ^^
dikuatkan juga dengan penguraian petikan Ayat Al-Qur'an dan hadist yang menjadi pedomannya ^^

kisah perempuan yang ingin ku bagi denganmu melalui blog ini mengenai
RAHASIA KESABARAN SEORANG IBU, kisah ini menginspirasikan bagi para perempuan baik calon ibu maupun yang telah menjadi Ibu, mengisahkan perempuan yang berjiwa besar dalam menghadapi hidup.

ah, komennya nanti aja dulu ya...dibaca dulu kisahnya yang saya ceritakan kembali dari buku ini ^^

RAHASIA KESABARAN SEORANG IBU&ISTERI

Prof. Dr. Khalid Al-Jubair adalah seorang penasihat spesialis bedah jantung dan urat nadi di rumah sakit al-Malik Khalid di Riyadh, ia mengisahkan sebuah kisah pada sebuah seminar dengan tema "Sebab-sebab yang terlupakan". 
Pada hari selasa,  dr.Khalid melakukan operasi pada seorang anak berusia 2,5 tahun. esok harinya anak itu berada di ruang ICU dalam keadaan segar dan sehat. Namun, pada hari kamis pukul 11.15 tiba-tiba salah seorang perawat mengabarinya bahwa jantung dan pernapasan anak tsb berhenti bekerja. ia pun langsung bergegas mendatangi anak tsb. lalu dr melakukan proses kejut jantung yang berlangsung selama 45 menit. selama itu, jantung anak tsb tdk berfungsi. namun, selama 45 menit berselang Allah SWT menentukan agar jantungnya kembali berfungsi.
kemudian dr pergi untuk mengabarkan keadaannya kepada keluarganya, meskipun tindakan itu adalah sulit baginya, mengabarkan kondisi buruk anak tsb pada keluarganya. didapatinya saat itu adalah ibu sang anak tsb dan dr berbicara pd ibu anak tsb, "Penyebab berhentinya jantung putra anda dari fungsinya adalah akibat pendarahan yang ada pada pangkal tenggorokan dan kami tidak mengetahui penyebabnya. dr pikir otak anak tsb telah mati. namun, sungguh tak disangka adalah jawaban dari sang ibu, "Alhamdulillah", lalu meninggalkan dr begitu saja. dr pikir sang ibu akan berteriak atau histeris, sungguh tak dapat dipercaya apa respon sang ibu tsb.
sepuluh hari telah berlalu, sang anak mulai menunjukkan gerakan-gerakan. dr pun bersyukur lalu mengabarkannya pada keluarga sang anak, bahwa keadaan otak anak tsb telah berfungsi. pada hari ke-12, jantungnya kembali berhenti bekerja karena pendarahan. Dan dokter memprediksi tidak adanya lagi harapan  bagi sang anak tsb. Dengan tenang Ibu itu menjawab, "Alhamdulillah. Ya Allah, jika dalam kesembuhannya ada kebaikan sembuhkanlah dia". tak lama jantung sang anak berfungsi kembali. namun, setelah itu jantung kembali berhenti sampai 6 kali hingga dengan ketentuan Allah, spesialis THT berhasil menghentikan pendarahan tsb, dan jantungnya kembali berfungsi.
sudah 3,5 bulan, anak tsb masih koma. setiap kali bergerak terjadi pembengkakan bernanah besar di kepalanya.
dan dokter memprediksi anak tsb akan meninggal dan harapan untuk selamat dari kegagalan jantung yang berulang-ulang anak tsb tidak akan selamat dengan adanya semacam pembengkakan di kepalanya.
namun, sang ibu berkata, " Alhamdulillah", dan meninggalkan sang dokter pergi.
dokter kembali berupaya melakukan operasi otak dan urat saraf serta berusaha untuk menyembuhkan sang anak tsb. Tiga minggu kemudian atas karunia Allah SWT anak tsb sembuh dari pembengkakan namun belum mampu bergerak.
Dua minggu kemudian, darah anak tsb didiagnosa terkena racun yang menjadikan suhu tubuhnya 41,2p C.
"Sesungguhnya otak putra ibu berada dalam bahaya besar. Saya kira tidak ada harapan sembuh", ucap dokter.
Sang Ibu berkata dengan penuh kesabaran dan keyakinan, "Alhamdulillah. Ya, Allah, jika dalam kesembuhannya ada kebaikan, sembuhkanlah dia, wahai Rabbi".
adapula kejadian yang justru berbeda, pasien di ranjang lain. Ibu pasien anak itu menangis histeris dan berkata, "Wahai Dokter, Kemari! suhu badannya 37,6p C. Dia akan mati. dia akan mati". lalu dokter menghampiri dan berkata, "Lihatlah ibu anak yang terbaring di ranjang itu, suhu badannya 41p C lebih, dan dia tetap bersabar dan memuji Allah. namun ibu itu menjawab, "Wanita itu tidak waras dan tidak sadar".
selang beberapa waktu, anak pasien pertama mengalami gagal ginjal, setelah memberi tahu ibunya bahwa anaknya tidak ada harapan hidup lagi kali ini. ibu itu menjawab dengan sabar dan tawakal kepada Allah, "Alhamdulillah", kemudian ia pergi.
setelah memasuki minggu terakhir dari bulan keempat, anak itu telah sembuh dari keracunan. namun, memasuki bulan ke lima terserang penyakit yg belum pernah dokterpun melihatnya, radang ganas pada selaput pembungkus jantung di sekitar dada yang mencakup tulang-tulang dada dan seluruh daerah di sekitarnya. keadaan tsb memaksa dokter utk membuka dadanya dan menjadikan dada sang anak tsb terbuka. pada kondisi tsb dokter berkata pada sang ibu dari anak tsb, "mungkin dia sudah tidak bisa disembuhkan lagi. Aku tidak berharap keadaannya semakin gawat". sang ibu berkata, "Alhamdulillah"sebagaimana yg sudah-sudah tanpa berkata apapun lagi.
setelah perawatan intensif selama 6,5 bulan, anak tsb keluar dari ruang operasi dalam keadaan tidak bs berbicara, melihat, mendengar, bergerak, dan tertawa. sementara dadanya dalam keadaan terbuka yang memungkinkan orang lain melihat jantung berdenyut dihadapannya, dan ibunya lah yang membantu mengganti alat-alat bantu di jantung anak tsb dg penuh sabar dan mengharap ridha-Nya.
Namun, akhir cerita perjalanan sang anak dan ibunya tsb bagaimana? tahukah kamu teman apa yang terjadi pada sang anak tsb?

Anak tsb telah sembuh sempurna dengan Rahman Allah SWT, sebagai balasan atas kesabaran seorang Ibu yang shaleha. anak tsb telah mampu berlari dan dapat mendahului ibunya dengan kedua kakinya, seakan-akan tidak ada sesuatu apa pun yang terjadi pernah menimpanya. sang anak telah kembali seperti sedia kala, dalam keadaan sembuh dan sehat.

satu setengah tahun setelah anak tsb keluar dari rumah sakit, seorang kawan dokter mengabarkan bahwa ada seorang laki-laki beserta isteri dengan dua anak ingin menemui sang dokter.
mereka adalah ayah dan ibu dari anak yang dahulu telah dioperasi oleh sang dokter.

Anak yang dahulu oleh sang dokter operasi adalah anak pertama yang lahir setelah pasangan ayah dan ibu tsb jalani perkawinan selama 17 tahun. dokter takjub oleh kesabaran seorang isteri yang selama 17 tahun dalam keadaan bersabar tak kunjung diberikan keturunan. "...Haruslah hatinya bukan hati yang gersang, bahkan hati yang subur dengan keimanan terhadap Allah SWT".

sang suami dari perempuan yang merupakan ibu dari anak yang dioperasi itu berkata, " Aku menikahi wanita tersebut 19 tahun yang lalu. sejak masa itu dia tidak pernah meninggalkan shalat malam kecuali dengan udzur syar'i. aku tidak pernah menyaksikannya menggunjing/bergosip, namimah, tidak juga dusta. jika aku keluar daru rumah atau aku pulang ke rumah, dia membukakan pintu untukku, mendoakanku, menyambutku, serta melakukan tugas-tugasnya dengan segenap kecintaan, tanggung jawab, akhlak, dan kasih sayang"

"Wahai dokter, dengan segenap akhlak dan kasih sayang yang dia berikan kepadaku, aku tidak mampu membuka satu mataku terhadapnya karena malu", lanjut sang suami.

dan dokterpun berkata, "wanita seperti dia berhak mendapatkan perlakuan darimu seperti itu".


*Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna
**Segala puji bagi Allah, pada setiap keadaan


^^semoga inspiratif dan bermanfaat^^

Wassalam,

21-03-13.