Senin, 08 April 2013

Cinta-Jodoh itu Amanah


Geregetan jadinya, gereget pengen nulis.

My mind cant stop thinking and my hand cant stop writing...

C.I.N.T.A

Mengapa selalu menjadi hal terbesar yang menjadi masalah.
Mengapa selalu menjadi hal terbesar yang menjadi kebahagiaan.

Seorang teman pernah bertanya, “Git, Jodoh menurut kamu pengertiannya apa?”

Sebetulnya ilmu yang saya kuasai pun tak seberapa, ah tapi saya  mencoba saja berpendapat.. tak ada masalah dengan berpendapat, asalkan dengan logis dan dasar yang jelas.
Justru dengan berpendapat kita akan belajar mengemukakan pemikiran kita dan saling bertukar pandang dengan pemikiran orang lain, sehingga akan mengkayakan pemikiran kita...right?

Teman, pasti pernah mendapatkan masalah atau bingung bahkan dibuat gelisah oleh sebentuk rasa bernama Cinta ini?

Ah, setiap insan saya yakin pasti pernah merasakannya...upps tapi bukan cinta yang dalam artian sempit lho!

Cinta bagi saya adalah sebentuk rasa anugerah dari Nya dan amanah dari Nya, yang perlu kita jaga. Dan rasa itu bukan hanya pada lawan jenis, rasa itu untuk saya universal dan lebih luas, cinta bukan hanya saja identik pada lawan jenis...tapi lebih jauh lagi yaitu pada sesama, baik sesama manusia ataupun tumbuhan dan hewan yang sama-sama merupakan ciptaan Allah SWT, Pencipta semesta alam. Cinta pada umumya memiliki kedekatan dengan kasih sayang, antara cinta dan kasih ada sebuah kekerabatan yang tak mampu dipisahkan. Cinta ditunjukkan dengan berkasih sayang dan berkasih sayang menunjukkan adanya cinta. 

Cinta yang abadi hanyalah cinta yang tertambat pada-Nya dan mencintai karena-Nya.

Terkadang, saat manusia dalam mabuk dan melambung tinggi dalam sebuah amanah Cinta yang Dia titipkan, kita lupa untuk sertakan juga Dia. Sadar atau tidak, rasa itu datang bukan dengan kebetulan...tapi ada Dia yang telah mengatur segalanya. Tidak ada yang namanya kebetulan. Meski rasa itu harus berakhir dengan memiliki atau tidak, Dia pasti punya rahasia dibaliknya.

Teman pasti pernah melihat sebuah daun yang gugur dari pohonya, tahu kah daun yang gugur itu pun sejatinya tak lepas dari kuasa Nya. Gerak tubuh kita tergerak oleh sensor motorik dari otak yang merekam dari jiwa kita yang ingin menggerakkannya pun tak lepas atas kehendak-Nya.

Apalagi sebentuk rasa bernama Cinta, yang kerap diangungkan manusia.

Coba kita tanyakan pada kerabat atau keluarga, “Apa itu Cinta”?
Pasti kan ditemui banyak arti dari masing-masing orang.

Untuk saya...

Cinta itu sejatinya berwarna putih, ia kan menjadi warna-warni bergantung pribadi yang diamanahkan oleh-Nya.
Cinta itu sejatinya suci, ia tulus dari dalam sebuah gumpal daging yang diberikan pada setiap manusia oleh Nya sebagai fitrah bernama hati nurani.
Cinta itu luas, ia akan menyempit beriringan dengan pribadi yang merasakannya, cinta-Nya lah yang mengajari kita untuk mencintai apapun karena-Nya.

Ah, cinta...
Ketika mencintai lawan jenis, pada saat rasa itu melambung tinggi ia hidup dan bersemi.
Namun, ketika masalah dan perbedaan mewarnainya kemanakah larinya cinta?
Hingga ia dilupakan dan dipaksa untuk melupakan orang yang tadinya kita cintai, bahkan larut menjadi benci?
Ketika silaturahmi begitu dekat karena cinta, mengapa harus menjadi putus pula ikatan baik karenanya?

Cinta Mati, Jatuh Cinta, Cinta Buta, Cinta terakhir, Cinta Pertama, bahkan Cinta Monyet...
Cinta menjadi sebuah makna yang berbeda-beda ketika ‘kata lain’ mengiringinya.

Cinta-i lah karena-Nya...
Mencinta-i lah karena-Nya...
Dicinta-i lah karena-Nya...

Hiduplah dalam cinta karena cinta-Nya...

Jodoh, menurut saya seperti sandal jepit.

Sandal jepit tak berguna ketika ia hanya satu buah saja. Toko manapun tak menjual sendal jepit dalam jumlah satuan sebelah kiri atau hanya sebelah kanan saja. Ketika kita memaksa diri mengenakan sandal jepit hanya sebelah kiri saja atau sebelah kanan saja, maka akan melukai kaki kita yang tak mengenakan sendal jepit, atau jika dipaksakan dengan berjalan pincang, tetap saja tak baik. Coba lakukan memakai sendal jepit hanya sebelah dalam aktivitas keseharian anda dengan berjalan terpincang-pincang? Letih bukan? Hehe.

Nah, begitupun jodoh.

Dia lah Allah SWT yang telah menciptakan jodoh sepasang, ada nama yang tertulis sejak kita belum terlahir ke dunia. Satu sama lain diciptakan untuk saling mengisi kekurangan masing-masing, menjadikan kelebihan untuk kekurangan pasangannya. Karena manusia tak ada yang sempurna, kesempurnaan hanyalah milik-Nya. Tapi, manusia bisa berupaya untuk menjadi sebaik-baiknya pribadi dihadapan-Nya. Seorang manusia, terasa lebih sempurna ketika ia bisa menjadi dua bertemu dengan jodohnya, seperti sendal jepit. Ketika kelengkapan kaki dengan sendal dikedua kakinya, saat bisa saling mengisi kekurangan dengan kelebihan yang dimiliki masing-masing, kaki akan berjalan beriringan dan selaras harmonis. Begitulah sendal jepit dan jodoh. Namun jika salah satu sendal rusak atau tak berfungsi dengan baik, maka ia akan menyulitkan langkah kaki tuk melangkah selaras lagi. Maka jika hanya bertumpu pada satu kaki itu hanya akan menyulitkan kaki yang lain. Begitupun jodoh dalam sebuah rasa bernama cinta, jodoh haruslah keduanya hidup dalam cinta, tidak ada satu yang pincang bertepuk sebelah tangan.

Keduanya haruslah saling mencinta, dengan bertumpu pada satu cinta, yaitu cinta karena-Nya agar liku-liku jalan terjang yang dilangkahi akan tetap bersama beriringan dalam langkah kaki yang harmonis.

"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya rasa kasih sayang, sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir"

QS. Ar-Rum:22



Wasssalam.

#Correct Me If  Im Wrong

Catatan Harianku, 30-03-13.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar