Geregetan jadinya,
gereget pengen nulis.
My mind cant stop
thinking and my hand cant stop writing...
C.I.N.T.A
Mengapa selalu menjadi
hal terbesar yang menjadi masalah.
Mengapa selalu menjadi
hal terbesar yang menjadi kebahagiaan.
Seorang teman pernah
bertanya, “Git, Jodoh menurut kamu pengertiannya apa?”
Sebetulnya ilmu yang saya kuasai pun tak seberapa,
ah tapi saya mencoba saja berpendapat.. tak ada masalah dengan berpendapat, asalkan
dengan logis dan dasar yang jelas.
Justru dengan berpendapat kita akan belajar
mengemukakan pemikiran kita dan saling bertukar pandang dengan pemikiran orang
lain, sehingga akan mengkayakan pemikiran kita...right?
Teman, pasti pernah mendapatkan masalah atau
bingung bahkan dibuat gelisah oleh sebentuk rasa bernama Cinta ini?
Ah, setiap insan saya yakin pasti pernah
merasakannya...upps tapi bukan cinta yang dalam artian sempit lho!
Cinta bagi saya adalah sebentuk rasa anugerah dari
Nya dan amanah dari Nya, yang perlu kita jaga. Dan rasa itu bukan hanya pada
lawan jenis, rasa itu untuk saya universal dan lebih luas, cinta bukan hanya
saja identik pada lawan jenis...tapi lebih jauh lagi yaitu pada sesama, baik
sesama manusia ataupun tumbuhan dan hewan yang sama-sama merupakan ciptaan
Allah SWT, Pencipta semesta alam. Cinta pada umumya memiliki kedekatan dengan
kasih sayang, antara cinta dan kasih ada sebuah kekerabatan yang tak mampu
dipisahkan. Cinta ditunjukkan dengan berkasih sayang dan berkasih sayang
menunjukkan adanya cinta.
Cinta yang abadi hanyalah cinta yang tertambat
pada-Nya dan mencintai karena-Nya.
Terkadang, saat manusia dalam mabuk dan melambung
tinggi dalam sebuah amanah Cinta yang Dia titipkan, kita lupa untuk sertakan
juga Dia. Sadar atau tidak, rasa itu datang bukan dengan kebetulan...tapi ada
Dia yang telah mengatur segalanya. Tidak ada yang namanya kebetulan. Meski rasa
itu harus berakhir dengan memiliki atau tidak, Dia pasti punya rahasia
dibaliknya.
Teman pasti pernah melihat sebuah daun yang gugur
dari pohonya, tahu kah daun yang gugur itu pun sejatinya tak lepas dari kuasa
Nya. Gerak tubuh kita tergerak oleh sensor motorik dari otak yang merekam dari
jiwa kita yang ingin menggerakkannya pun tak lepas atas kehendak-Nya.
Apalagi sebentuk rasa bernama Cinta, yang kerap
diangungkan manusia.
Coba kita tanyakan pada kerabat atau keluarga, “Apa
itu Cinta”?
Pasti kan ditemui banyak arti dari masing-masing
orang.
Untuk saya...
Cinta itu sejatinya berwarna putih, ia kan menjadi
warna-warni bergantung pribadi yang diamanahkan oleh-Nya.
Cinta itu sejatinya suci, ia tulus dari dalam
sebuah gumpal daging yang diberikan pada setiap manusia oleh Nya sebagai fitrah
bernama hati nurani.
Cinta itu luas, ia akan menyempit beriringan
dengan pribadi yang merasakannya, cinta-Nya lah yang mengajari kita untuk
mencintai apapun karena-Nya.
Ah, cinta...
Ketika mencintai lawan jenis, pada saat rasa itu
melambung tinggi ia hidup dan bersemi.
Namun, ketika masalah dan perbedaan mewarnainya
kemanakah larinya cinta?
Hingga ia dilupakan dan dipaksa untuk melupakan
orang yang tadinya kita cintai, bahkan larut menjadi benci?
Ketika silaturahmi begitu dekat karena cinta,
mengapa harus menjadi putus pula ikatan baik karenanya?
Cinta Mati, Jatuh Cinta, Cinta Buta, Cinta
terakhir, Cinta Pertama, bahkan Cinta Monyet...
Cinta menjadi sebuah makna yang berbeda-beda ketika ‘kata
lain’ mengiringinya.
Cinta-i lah karena-Nya...
Mencinta-i lah karena-Nya...
Dicinta-i lah karena-Nya...
Hiduplah dalam cinta karena
cinta-Nya...
Jodoh, menurut saya seperti sandal jepit.
Sandal jepit tak berguna ketika ia hanya satu buah saja. Toko
manapun tak menjual sendal jepit dalam jumlah satuan sebelah kiri atau hanya
sebelah kanan saja. Ketika kita memaksa diri mengenakan sandal jepit hanya
sebelah kiri saja atau sebelah kanan saja, maka akan melukai kaki kita yang tak
mengenakan sendal jepit, atau jika dipaksakan dengan berjalan pincang, tetap
saja tak baik. Coba lakukan memakai sendal jepit hanya sebelah dalam aktivitas
keseharian anda dengan berjalan terpincang-pincang? Letih bukan? Hehe.
Nah, begitupun jodoh.
Dia lah Allah SWT yang telah menciptakan jodoh
sepasang, ada nama yang tertulis sejak kita belum terlahir ke dunia. Satu sama
lain diciptakan untuk saling mengisi kekurangan masing-masing, menjadikan kelebihan
untuk kekurangan pasangannya. Karena manusia tak ada yang sempurna,
kesempurnaan hanyalah milik-Nya. Tapi, manusia bisa berupaya untuk menjadi
sebaik-baiknya pribadi dihadapan-Nya. Seorang manusia, terasa lebih sempurna
ketika ia bisa menjadi dua bertemu dengan jodohnya, seperti sendal jepit. Ketika
kelengkapan kaki dengan sendal dikedua kakinya, saat bisa saling mengisi
kekurangan dengan kelebihan yang dimiliki masing-masing, kaki akan berjalan
beriringan dan selaras harmonis. Begitulah sendal jepit dan jodoh. Namun jika
salah satu sendal rusak atau tak berfungsi dengan baik, maka ia akan
menyulitkan langkah kaki tuk melangkah selaras lagi. Maka jika hanya bertumpu
pada satu kaki itu hanya akan menyulitkan kaki yang lain. Begitupun jodoh dalam
sebuah rasa bernama cinta, jodoh haruslah keduanya hidup dalam cinta, tidak ada
satu yang pincang bertepuk sebelah tangan.
Keduanya haruslah saling mencinta,
dengan bertumpu pada satu cinta, yaitu cinta karena-Nya agar liku-liku jalan terjang yang dilangkahi akan
tetap bersama beriringan dalam langkah kaki yang harmonis.
"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya rasa kasih sayang, sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir"
QS. Ar-Rum:22
Wasssalam.
#Correct Me If Im Wrong
Catatan Harianku, 30-03-13.