Assalamualaikum....
Dear my dearest Diary...
tak terasa, hari ke hari semakin cepat berlalu...hingga rasanya Allah berikan kesempatan 24 jam per harinya tak cukup untuk dijalani....tiap waktu terasa semakin berharga...
entah itu untuk beraktivitas, maupun berisitirahat..
yang pastinya, sudah seharusnya tiap waktu adalah doa dan harapan setiap manusia...
untuk menjadikan syukur atas tiap kesempatan hembusan nafas yang Rabb berikan...
beberapa hari yang lalu, ku jalani sebuah perjalanan kecil ke daerah jawa tengah...
mengunjungi rumah2 saudara dari pihak ayah...
yang pertama di sekitar wilayah brebes lalu lanjut ke daerah yogyakarta...
banyak hal tentang kehidupan yang ku lihat, lalu ku fikirkan...dan berujung pada sebuah hayalan...
"Jika aku Menjadi.........****"
khayalan pun di awali oleh omongan ringan sang ayah...
"nah..nnt kalo kalian udah Nikah, rumahny cukup sgede gni papah bikinin..."
lalu senyum2 simpul di wajahpun terlukis, namun aga sedikit pura2 marah..
"apaan sih papah, masih lama ah...blm jg lulus"
lalu sang adik ikut2an...
"nah, tteh aja dulu tuh pah..nnt dedut tinggal mau sama teteh.." ucapnya
hati kecil semakin ingin berkata, dan pikiran semakin berlarut di dalam tanya??
tentang AKU?
pasti saja jika bertemu saudara, yang ditanyakan adalah...
Udah punya PACAR?
Udah sampe mana KULIAH?
Udah SKRIPSI?
ataukah...blabla...
hmmm.."Minta doanya saja"
apalagi perihal topik awal yg dibicarakan...
mengenai sebauah status diri? PACAR? MENIKAH? BERKELUARGA?
bertanya2 di dlm diri sepanjang perjalanan dari brebes hingga jogjakarta..menuju rumah sang saudara...
lalu terdengar kabar bahagia bahwa sang sepupu sedang mengandung dg usia kandungan 2 minggu..
dan sebelumnya telah dikaruniai 2 orang anak yg cantik, ganteng...
anak yg bungsu adalah perempuan cantik yang usianya msh sekitar 1 tahun-an...
sifatnya masih manja dan tidak ingin lepas dari sang Ibu, yg sebenarnya masih banyak butuh perhatian kedua orang tuanya...
namun sang adik pun, yg masih menjadi jabang..ingin segera disambut menjadi bagian keluarga..
hmm..disinilah iman seorang muslim diuji...
kedua orang tua haruslah mjd sesosok yg bijak,
Muslim artinya adalah "berserah diri"
mampukah kedua orang tua "berserah diri" dalam hal ini..menerima kehendak sang Maha Kuasa, untuk menerima c'adik yg msh menjadi jabang sbg anugerah, ataukah justru kufur akan nikmat-Nya, bertindak hal-hal yang salah karena tidak mau menerimanya sebagai anugerah yg Rabb berikan..
pikiran pun semakin berlanjut...
ketika suatu waktu, saya senang melihat sang ade diasuh oleh ibunya...
lalu berbicara pada mamah.."mah, pengen ade lagi..."
dan sang ibu menjawab..
"nanti aja punya dedenya dari kamu"
hah?ting---tong----
nampak sebuah gambaran di kepala atas membanyangkan hal itu terjadi...
"mau nya sekarang aja ah...punya ade lagi..."
hehe..*jawaban untuk mempercepat pembicaraan
lalu kejadian lain hal, berbicara dan mengobrol dengan kaka perempuan ayah..
"gimana c'neng gadis t udah punya pacar belum?"
saya sendiri hanya mampu terdiam, dan menjawab "belum"
dan mamah yg lebih jelas memaparkan ini dan itu....
"nanti wa' mau carinya kalau sudah kerja saja", mamah melanjutkan jawaban..
lalu sang uwa menambahkan, "ya ga apa2 atuh dr sekarang kalo masih sekedar teman dekat mah..."
hmmm..dalam hati hanya berbicara..
nampaknya...teman dekat pun tiada ya, kalo dipikir2 senyata-nyatanya...hehe
"kan, biar belajar dari pengalaman, jadi tau kalau tipikal si ini gimana si itu gimana.."
hmmmm..
ada sedikit komen sotoy ni tentang "belajar dari pengalaman tipikal si ini dan si itu"
dari beberapa buku yg dibaca sih..
banyak hal yg dikatakan dalam islam itu tidak mengajarkan adanya istilah pacaran..
adapun bila maksud hal untuk mengenal lebih dekat mengenai sifat sang calon..
pernah suatu artikel saya baca, bahwa memang benar adanya dalam hal mencari pasangan, kita harus tau jelas bagaimana pasangan kita sebenarnya, mengenai perilakunya, sifatnya, dari artikel tsb dinyatakan Rasulullah pun pernah berkata (lebih detailnya lupa) tp pada intinya..nikahilah seorang perempuan itu karena ia akan menjadi seorang ibu bagi anak-anakmu, yang kelak anakmu akan menyerupainya..
jadi, setidaknya sifat perilaku, maupun fisik sang anak tidak akan jauh atau menyerupai ibunya (pasangan kita), untuk itu kita perlu mengetahui dengan sebaik-baiknya yg kelak akan menjadi pasangan kita..
namun..
dan dari buku yang saya baca, untuk mengenal pasangan kita kelak tersebut tidaklah kita harus mengetahuinya secara langsung mengenai calon pasangan kita...
dengan mengindahkan aturan yg islam tetapkan, menjaga hukumnya mengenai hubungan antar lelaki dan perempuan yg bukan muhrimnya..
jadi, tanpa PACARAN pun bisa kita lakukan penjajakan dan pengenalan lebih dalam mengenai tingkah laku dan sifat pribadi sang calon..
tau dg apa?
yaitu dengan cara menanyakan pd keluarga dan sahabat terdekat sang calon, tentunya yg benar-benar dianggap mengenal baik ttg sang calon...
jadi...bisa disimpulkan juga dalam hal ini PACARAN karena dianggap sebagai sesuatu hal yang saat ini terkadang kalau dilihat-lihat sudah melewati batas yg islam ajarkan...penjajakan tidak langsung pun bisa dilakukan...baik untuk melihat secara luar atau fisik bisa dilakukan dengan melihat calon pasangan kita tersebut tanpa melanggar aturan islam dengan tidak disertai hawa nafsu...
insyaAllah, pasti untuk niat baik tidak akan sulit, pasti ada jalannya tuk memudahkan tujuan..
begitupun untuk hal yg Rasulullah pun SUNNAHkan yaitu MENIKAH,,
bahkan Allah menjanjikan Ibadah yg pd umumnya umat laksanakan akan lebih sempurna pahalanya bagi yang telah menikah...
akan disempurnakan sebagian ibadah kita, dan tinggal sebagian yang lain untuk menyempurnakannya...
inilah alasan yg ingin gita paparkan pd setiap orang yang menanyakan..
sudah PACARAN belum? sudah punya PACAR belum?
kapan PACARAN? dan tentang PACARAN Lainnya..
setiap manusia pasti mengharapkan suatu keidealis-an tentang hidupnya..
begitupun saya..
saya berharap bukan punya PACAR semata..
tetapi lebih dari itu..adalah sebuah komitmen..
bukan hanya semata-mata bermain, Rabb saja menciptakan diriku bukan untuk main-main, melainkan ada maksudnya..
ingin rasanya..
jika dianalogikan diri ini sebuah guci atau benda yg dipilih oleh seorang pembeli, adalah guci yang masih utuh, belum terjamah para pengunjung manapun yg hendak membeli...terpatri oleh sebuah kaca yang menjaganya, dan tak mudah oleh orang lain sentuh selain pembeli yang benar-benar membelinya...
pembeli itu adalah yang menjadi suami kelak..
nah itulah sebuah idealisme yg sebenarnya adalah harapan..
"pertama dan terakhir"
hmm..namun realita berkata...
sulit, menemukan seorang lelaki yg mempunya satu tujuan yg sama, dan berani berkomitmen, terutama pd ku..
mungkin Rabb sang maha pengasih belum mempertemukan saja, semuanya hanyalah masalah waktu..belum waktunya saja...
bahkan yg mendekati saja bisa hitungan jari..1 atau 2..
entah lah mengapa ya??? ko nampaknya Rabb ku sulit memberikan satu saja **pikiran bodoh lewat**
hehe..tapi mikir lagi..kan dia yg menjadikan aku sebagai hawa nya..sudah tertulis, dipilihkan sejak sebelum dilahirkan..yasudahlah nyantai...
di saat mencoba memahami keadaan tsb, mencoba mengikhtiarkan diri tentang itu..
bnyk angin2 ribut diluar..sepor,,sepoi menyemilirkan hati..
membuat hati bertanya2 lagi...
"kenapa ya?" "kapan ya?" "siapa ya?"
hmmm...
memang ada yg mau ya? ko ada gt ya yg mau? siapa coba yg mau?
***lagi2 pikiran bodoh***
karena, ga pernah terpikirkan..memang ada gitu yg suka, yg mau, yg nyaah sama gita?
dilihat dari pengalaman yg sudah2..
lelaki yg mendekat ga ada...lelaki yg menyatakan perasaannya ga ada..lelaki yg perhatian ga ada..
jadi bagaimana mungkin ada???
kalo pun ada atau kelak ada..emang gita punya apa?ko sampe bisa2nya..
jadinya ga habis pikir, memikirkan semua alasan2 itu...
akhirnya...sekarang2 daripada mengharap2 sesuatu yg ga pasti...yg sbnrny hal itu adalah sesutu yg pasti karena Rabb telah menetapkan ny sejak sblm ku terlahir ke dunia ini...
lebih baik memikirkan yg ada alias..banyak hal urusan luar lain disana yg penting diurusin....
sekarang, selalu minta..cukupkan aku dg cinta-Mu yaa Rabb..
sehingga aku tak usah mengemis dan mengejar2 cintaku..
toh cinta itukan fitrah-Mu, engkau datangkan ia dengan sendirinya...
walaupun di satu sisi gita masih berharap..
ada seseorang yg dg berani mengambil komitmen itu dan menjalaninya bersama dg gita..
dg perasaannya sebagai seorang lelaki di hadapan Rabb, membangun sebuah komitmen untuk suatu pencapaian bersama kelak menghadap Rabb...
hmm,,,mimpi yang indah...
kembali lagi pada topik menjadi ibu..
sebelumnya menceritakan mengenai komitmen dg pasangan ini terlebih dahulu disampaikan karena bukankah menjadi ibu itu pun lahir dari sebuah komitmen dan hubungan dengan pasangan?
MENJADI IBU...
nampaknya tak terbayangkan jika nanti menjadi Ibu...
sesosok janin tumbuh dlm rahimku dan mengeluarkannya di dunia ini..
subhanallah...
lalu merawatnya, mengasuhnya, mendidiknya, membimbingnya...
DENGAN AKU yang masih SEPERTI INI???
yang masih manja pada mamah,
menyelesaikan suatu masalah saja blm bsa mandiri,
bahkan untuk merawat, mendidik, mengasuh diri sendiri blm cukup baik, apalagi diri lain..
katannya anak itu...tidak jauh dari ibunya, mengenai diri, sifat dan prilakunya,,,
lalu bagaimana dg aku..
kasihan yg kelak mjd anakku kelak..mempunyai ibu sprt ini..
aku tak pandai berdandan, merawat, atau menjadi pendidik..
bukan model/artis karena bukan sosok yg modis, bukan sosok perempuan yg pandai merawat seperti halnya perawat yg mampu dg telaten merawat pasiennya, tidak pula sesosok perempuan yg smart, pintar dan aktif di dalam akademis, tidak pula pandai bergaul...
tapi...harus mencoba melihat sisi baik ttg aku..
jika diri ini ragu pd diri sndri, jika diri ini memandang buruk ttg diri sndr..jadi bagaimana mungkin org lain pecaya pd kita, memandang baik kita...
jadi yakinkan diri pada kelebihan dan sisi positif kita, bukan untuk sombong semata, melainkan menguatkan dan mempertegas karakter positif kita, agar hati dan pikiran pun berpositif,
tapiiii..
jika jadi Ibu..pandai apa...??
mamah ku ibu yg pandai masak, cantik, rajin dan tangkas dalam mengelola keuangan, pandai merawat..tegar...pandai membuat sesuatu kue, makanan, dan rajin membuat sesuatu seperti menjahit, design pakaian, dll....banyak positif 2 lainnya yg takan habis tuk diceritakan..
saya sih merasa bangga pd Ibu saya, tapi apa yg saya punya tuk patut dibanggakan...??
cuma bisanya iseng, jail, suka ngambek, ga pandai2 amat masak, ga rajin2 amat beres2ny, ga jg cantik...dan untuk mjd perempuan shalehah pun msh jauh...
tapii satu hal diantara kekurangan-kekurangan yg gita punya..
masih ada waktu untuk gita BELAJAR...
tiada kata terlambat untuk belajar..
ya..skrg masih tahap proses Belajar...
belajar mandiri, mengurus segala sesuatu hal sendiri, memanage diri sendiri, pergi ke sana sini, beli ini itu sendiri....mandipun sendiri..*hehehe*
belajar memasak, ya walaupun terkadang bumbunya belum se mantep bikinan mamah, tapi kalau urusan nyambel sang nenek pun alhamdulillah sudah mempercayakannya pada gita,
belajar bikin kue, ya walaupun masih suka bantat dan mamah masih suka ngomel kalo cara nya yg gita pake salah..:p hehe
belajar merawat, ya mulai dr merawat diri sendiri, merawat hewan peliharaan, peduli dan perhatian pada adik untuk melatih kasih sayang kelak pada sang anak :)
belajar rajin2 beres2 rumah, merawat taneman, nyuci2 baju, sepatu...lumayan untuk bekal kelak mjd ibu..hehe
dalam hal mendidik anak pun masih tahap belajar...mulai membaca buku2 edukasi, seperti ensiklopedi, buku islam, dll. yg mungkin akan bermanfaat bagi diri saya ketika diposisikan kelak sebagai ibu...yg harus banyak tau hal untuk mengajar, mendidik, dan membimbing anak kelak..
bahkan gita pikir, ketika gita kuliah pun ga muluk2 berkuliah ingin kelak menjadi apa,,,atau bekerja dimana...menjadi ibu RT ber titel S-1 pun keren ko...
dg pola pikir seorang ibu RT lulusan kuliahan S-1 mungkin akan membantu dalam menerapkan pendidikan bagi sang anak..
karena maju nya, adab nya, sebuah negara itu berawal dari suatu unit kecil bernama keluarga...
jika baik mutu, akhlak, keluarga2 dalam lingkupan suatu negara..insyaAllah negara pun akan baik...
bahkan pemimpin pun dalam memimpin sebuah negara, berawal dari kepemimpinannya di dalam keluarga..
jadi..untuk hal yg besar, diperlukan hal yg kecil untuk memulainya...
hhmmm..menjadi IBU?
semoga Rabb ku memberi waktu dan kesempatan untuk aku dapat merasakan indah dan mulia nya menjadi seorang IBU...
aamiin..
apapun kelak yg terjadi NANTI pasti kan berawal dari SEKARANG....
awali dari sekarang..untuk kehidupan nanti...
niatkan dari sekarang....
bismillahirrahman nirrahiim ...
"dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"